POSMETRONEWS.COM – Dalam kesempatan menghadiri kegiatan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengajak warga Jakarta dan siswa sekolah, supaya memerangi judi online.
Ajakan tersebut dilontarkan ketika diminta memberi sambutan acara yang digelar di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intiland Teduh Semper Barat dan SMAN 92 Jakarta. Di acara yang mengusung tema ‘Pencegahan dan Penanganan Judi Online di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat’, Pj Gubernur Teguh berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman terkait bahaya judi online, sehingga masyarakat terlindungi dari aktivitas digital yang merugikan.
“Diperlukan pembekalan literasi digital yang baik bagi orang tua dan anak untuk menghindari risiko kekerasan berbasis gender online, termasuk judi online yang tidak diinginkan. Selain itu, orang tua perlu berperan dalam mendampingi anak-anak saat berinteraksi di dunia maya secara aman dan bijak,” katanya, Selasa (12/11/2024).
Namun berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), terjadi peningkatan paparan judi online terhadap anak hingga 300 % dalam kurun waktu 2017-2023. Sepanjang 2023 terdapat 1.856 anak terlibat judi online dalam 19.555 kali transaksi senilai Rp 2,295 miliar. Anak-anak tersebut memiliki rentang usia di atas 17 tahun (1.309 anak), 11-16 tahun (441 anak), dan di bawah 11 tahun (106 anak).
“Penyebab anak-anak terpapar judi online antara lain dari iklan pada game, orangtua penjudi dan masifnya promosi lewat media sosial. Paparan ini menyebabkan anak mencoba hingga berpotensi kecanduan judi online,” katanya.
Menurut Teguh Setyabudi bahwa peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengawasi berbagai aktivitas digital anggota keluarganya, khususnya anak-anak yang sering menghabiskan sebagian besar waktunya menggunakan internet. Sebab, judi online sering dikemas secara menarik dengan menggunakan modus games online.
“Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Infomatika dan Statistik berupaya meningkatkan pemahaman literasi digital masyarakat Jakarta melalui beragam kegiatan. Salah satunya webinar/seminar literasi digital Jakarta bertajuk SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang telah dilakukan sejak 2022. Sasaran pesertanya adalah Kader Dasawisma, Ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejaheraan Keluarga (PKK), para pelajar se-DKI Jakarta, mahasiswa, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan masyarakat umum,” urainya, lagi.
Teguh Setyabudi menambahkan bahwa pihaknya juga terus menguatkan sinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI melalui Jalahoaks dan Siberkreasi guna menyediakan informasi yang akurat, menciptakan lingkungan digital yang sehat serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi di media sosial.
“Adanya berbagai pihak yang menyediakan fasilitas pemenuhan hak anak bersama-sama melakukan pencegahan yang tepat guna kepada anak di Jakarta. Sehingga tidak ada lagi anak di Jakarta yang terlibat judi online. Dan anak yang terlibat judi online mendapatkan perhatian serius, serta bimbingan dan konseling psikologis agar tidak terjerumus kembali pada kasus yang sama,” ungkap dia.
Pernyataan senada juga disampaikan Menteri Komdigi RI Meutya Hafid. Pihaknya mengajak untuk bersama-sama memerangi judi online. Dimana hal yang sangat berperan untuk memberantas judi online adalah pengawasan orangtua.
“Melalui kesempatan ini, saya ingin mengajak ibu-ibu semua, kalau di Kemkomdigi saja alatnya terbatas. Karena alat secanggih apapun, meskipun nanti kita bersihkan sebersih apapun, alat dan pengawasan saja tidak akan cukup,” ujar dia.
Selain itu Meutya juga memaparkan bahwa saat ini anak sekolah banyak yang terlibat judol dengan menggunakan akun orangtuanya maupun lewat games.
“Untuk anak di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya mencapai 80 ribu. Ini yang tidak mungkin kami dari kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerjasama dengan ibu-ibu, orangtua, ibu/bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya,” tutupnya. ® RED/FATHONIE AG