16 April 2025
Posmetronews.com | Media Informatif, Kritis & Konstruktif
Top News

Menurut Cendekiawan Muslim Soal Makna Di Balik Pohon Terang dalam Al-Qur’an

PENULIS : BAMBANG SAPUTRA

MUNGKIN sebagian di antara kita ada yang belum paham atau tahu tentang Kisah Pohon Terang. Semoga uraian singkat pada tulisan ini dapat mengantarkan pemahaman dan sedikit pencerahan bagi kita semua.

Seperti dalam Al-Qur’an Surah Thâhâ/20: ayat 10-14 digambarkan bahwa Nabi Musa as. melihat Api dari kejauhan. Setelah mendatangi Api itu, Musa as. melihat pohon terang laksana terbakar tetapi tidak terbakar.

Namun bagi Nabi Musa AS, pohon terang adalah cahaya milik Tuhan yang melambangkan hadirnya kehidupan baru bagi manusia menuju puncak kesadaran akan Kemahahadiran Tuhan dalam setiap dimensi kehidupan.

Sedangkan di balik peristiwa pohon terang itu, Nabi Musa AS pun dipilih Tuhan menjadi Rasul-Nya dan menerima wahyu-Nya. Pohon terang adalah lambang kebijaksanaan (wisdom).

Pada peristiwa Nabi Musa AS melihat pohon terang (Api) itu sendiri, sama halnya seperti dilihat Nabi Muhammad SAW, ketika Mi’raj sampai ke Sidrah al-Muntaha.

Sidrah adalah pohon yang melambangkan kebijaksanaan dan kearifan. Nabi Muhammad SAW melihat dalam bentuk pohon terang yang diliputi kegermerlapan cahaya. Inggris-nya Luth Tree. Sedangkan Al-Muntaha artinya puncak tertinggi.

Ketika Nabi Muhammad SAW sampai ke Sidrah al-Muntaha (Luth Tree), artinya Nabi Muhammad SAW telah mencapai puncak kearifan yang tertinggi. Tiada lagi puncak kearifan setelah itu sepanjang kemampuan manusia biasa.

Oleh karenanya di dalam agama Semitik atau agama Abrahamistik (agama rumpun Ibrahim, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam), terdapat lambang pohon terang.

Keberadaan pohon terang itu idealnya justru dimaknai sebagai cahaya milik Tuhan yang melambangkan hadirnya kehidupan baru bagi manusia menuju puncak kesadaran akan Kemahahadiran Tuhan dalam setiap dimensi kehidupan.

Dan, bukan untuk diperdebatkan tanpa dasar pengetahuan dan keinsafan yang mendalam dengan bernada saling merendahkan, sehingga sejatinya membuat yang bersangkutan jauh dari kehadiran Tuhan.

Demikian juga pada perayaan Natal ada pohon terang yang keberadaannya tidak perlu diperdebatkan, bahkan sampai berbuntut saling mengkafir-kafirkan atau saling melontar kata-kata sesat antar sesama umat beragama.

Di sisi lain, apakah umat Nasrani memaknai pohon terang sebagai lambang keinsyafan untuk menuju kebijaksanaan dan kearifan yang sejati guna mendekatkan diri kepada Tuhan, atau pohon terang hanya sebatas sebagai ornamen/dekorasi pada perayaan Natal, maka semuanya tergantung pada mereka. (***/rel)

(Penulis Bambang Saputra merupakan salah seorang Cendekiawan Muslim yang ada di Indonesia)

Related posts

Bank DKI Raih Penghargaan The Excellent Performance Bank in 5 Consecutive Years (2018-2023)

Redaksi Posmetronews

Migi Rihasalay Gelar Acara New Year’s Eve di Kampung Joglo Banten yang Dihadiri Koleganya Kalangan Artis dan Selebritis

Redaksi Posmetronews

Program Jumat Berkah Wartawan Kembali Berbagi 50 Nasi Boks & Air Mineral Botol ke Warga Babelan Bekasi

Redaksi Posmetronews

Leave a Comment