POSMETRONEWS.COM – Patut menjadi bahan renungan bagi kita semua. Tentunya harus belajar dari sebuah cerita yang mengangkat kisah kehidupan tentang seorang penggali kuburan di sudut pinggiran kota Jakarta yang bernama Babeh Rojali atau yang biasa disapa Bang Jali. Sejak muda, ia telah menjalani profesi sebagai penggali kuburan.
Justru di usianya yang sudah tak muda lagi, Babeh Rojali malah lebih banyak meratapi dan menjalani kehidupannya dengan mengeluh. Hal itu dikarenakan kehidupannya yang semakin hari semakin sulit dan penuh dengan himpitan ekonomi yang semakin mencekiknya.
Bisa dibayangkan karena Bang Jali justru hidup di sebuah rumah sempit yang sangat sederhana. Ia mempunyai seorang istri yang sangat manis bernama Siti Juleha yang dengan sabar dan setia mendampinginya setiap hari. Bang Jali juga dikaruniai 3 orang anak yang masih sangat kecil bernama : Hendrik, Ari dan Laila..
Bersama kehadiran ketiga anak mereka ditengah himpitan ekonomi membuat mereka berpegang teguh dengan pemikiran “Banyak Anak Banyak Rejeki”. Namun mereka tidak menyadari bahwa kalimat tersebut sebenarnya masih mempunyai makna alenia sambungan sesungguhnya di akhir kalimatnya yang mereka tidak ketahui yaitu “Banyak Anak Banyak Rejeki, Yang Harus Dicari”. Hal ini tentu kelak tanpa mereka sadari akan menjadi sebuah babak masalah baru di kemudian hari.
Sedangkan dalam kehidupan mereka tersebut, ada Abdul yang merupakan sosok pria berbadan gemuk dan berkepala botak. Ia adalah adik kandung Bang Jali, sejak kecil ia menjalani hidupnya dengan cara menumpang hidup dengan kakak semata wayangnya. Sifat cuek dan jahilnya terkadang membuat ia terkena masalah sehari-hari dengan Bang Jali, walau sesekali ia menolong meringankan pekerjaan Bang Jali sebagai penggali kuburan.

Dikisahkan bahwa suatu malam tepat jam 11 malam di saat kota Jakarta sedang diguyur hujan deras, terlihat Bang Jali sedang sibuk menaruh beberapa ember untuk menadah tetesan air dari bocoran rumahnya. Bahkan ditemani dengan Siti Juleha yang mencoba menenangkan suara tangisan ketiga anaknya yang ketakutan karena mendengar suara petir bergemuruh.
Tba-tiba ada seorang Hansip yang secara tergopoh-gopoh datang ke rumah mereka untuk memberikan kabar bahwa Bang Jali mendapat tugas dadakan untuk segera ke TPU terdekat untuk menggali kuburan. Tanpa pikir panjang Bang Jali dan Abdul langsung bergegas mengambil peralatan dan berangkat menuju ke lokasi TPU.
Bahkan, sesampainya di lokasi pemakaian, baik Bang Jali maupun Abdul segera langsung mengerjakan tugasnya. Ditemani dengan siraman hujan malam, mereka berdua terus menggali lubang kuburan. Namun Bang Jali yang terlihat letih bekerja, ia berteriak mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan yang tak lain adalah berisi keluh kesahnya selama ini, ia berkata agar jika Tuhan mendengarnya, ia ingin dikabulkan agar menjadi orang kaya dan ia sudah bosan menjalani hidup sebagai orang susah.
Sungguh tak disangka bahwa ditengah – tengah suara gemuruh petir, tiba-tiba pacul yang dipegang Bang Jali mengenai sesuatu benda keras di dalam tanah. Mereka berdua sangat kaget dan penasaran. Lalu, langsung melihat benda tersebut yang tak lain adalah bongkahan emas yang berukuran besar.
Waktu pun berlalu, 25 tahun kemudian, sejak malam itu disaat Bang Jali menemukan bongkahan emas. Kini hidup Bang Jali dan keluarganya telah berubah menjadi keluarga kaya raya yang tinggal di sebuah rumah mewah. Namun Bang Jali tidak menyadari bahwa babak baru dalam hidupnya telah dimulai, masalah demi masalah akan timbul silih berganti.
Sementara untuk ketiga anak Bang Jali yang kini telah dewasa, Hendrik sebagai anak pertama mempunyai hobby mengisi hari-harinya dengan party bersama teman-teman wanitanya. Ari sebagai anak kedua yang mempunyai hobi berkelahi dan juga seorang gamer, terlihat nampak lebih alim dibandingkan kakaknya.

Tapi, sebenarnya ia ingin mengikuti jejak kakaknya yang terlihat seperti playboy, tetapi Ari mempunyai kelemahan yaitu ia sangat kaku dan takut jika bersosialisai dengan seorang wanita. Laila yang merupakan anak bontot dan puteri semata wayang dari Bang Jali yang sangat disayang, dimanja, rada keras kepala, judes, mempunyai hobby mengkoleksi berlian, perhiasan dan kucing hias.
Kehidupan sehari-hari di rumah mewah mereka tidak indah seperti yang dibayangkan, Abdul yang kini semakin bergaya dalam hidupnya namun tetap hidup menumpang di keluarga tersebut. Ditambah lagi dengan kehadiran beberapa pekerja dirumah tersebut yaitu : Siska seorang ART yang centil dan manis, setiap harinya ia selalu digoda oleh Amir seorang driver yang juga bekerja di rumah tersebut, namun Abdul juga menaruh hati terhadap Siska dan memperhatikan gerak -geriknya sehari-hari dan terkadang ia mencuri kesempatan untuk mencoba menggoda Siska.
Sosok Anton seorang assisten pribadi dari Nyak Siti Juleha merupakan asisten yang rajin, bersifat kemayu, sedikit centil, terkadang selalu berselisih dengan Babeh Jali. Karena ia mengetahui jika Babeh Jali mulai mempunyai wanita idaman lain dalam hidupnya.
Begitu pun Chef Madun yang juga bekerja di rumah tersebut sebagai Chef pribadi keluarga Babeh Rojali terkadang selalu menimbulkan masalah terhadap gerak-gerik keseharian Anton. Ableh dan Udel adalah dua orang security yang bekerja di rumah tersebut sejak lama dan sehari-harinya selalu membuat ulah.
Tak dinyana-nyana, seiring berjalannya waktu dan masalah yang timbul apakah Bang Jali dapat menemukan kebahagiaan dalam sisa hidupnya, ia sangat mendambakan seorang cucu dari Hendrik, mendapatkan calon penerus dan pewaris seluruh hartanya dan masih banyak lagi permasalahan yang timbul dalam kehidupan keluarganya.
Pertanyaannya kemudian, apakah benar bahwa doa’nya selama ini yang meminta harta dan kekayaan dapat menimbulkan kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupannya? Silakan temukan jawabannya dengan menyaksikan film layar lebar yang berjudul “Banyak Anak Banyak Rejeki” yang digarap oleh sutradara Tyas Asko. Pemain utama : Opih Kumis dan Hj Elvie Sukaesih. Penulis skenario : Kaka Endi. Produser : Fadli Fuad. Dan, diproduksi oleh Black White Pictures di tahun 2025. © RED/RAMADHAN ALDIANSYAH