24 September 2025
Posmetronews.com | Media Informatif, Kritis & Konstruktif
NasionalTop News

Ketum KRAP Jakarta Mel Sofyan Ragukan Efektifitas Dana Rp 200 Triliun dari Pemerintah ke UMKM & Pedagang Kecil karena Daya Beli Masyarakat Anjlok

POSMETRONEWS.COM – Ketua Umum KRAP (Kasaiyoan Rantau Pakan Sinayan) Jakarta, Mel Sofyan, meragukan efektifitas kucuran dana Pemerintah sebesar Rp 200 triliun yang jadi program baru Menkeu RI Purbaya Yudhi Sudewo dengan harapan segera disalurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kucuran dana tersebut telah dipindahkan dari Bank Indonesia ke bank-bank Himbara guna membantu pelaku UMKM dan para pedagang kecil. Namun kebijakan itu justru tidak menyentuh persoalan utama yang dihadapi para pedagang kecil maupun pelaku UMKM yang ada.

“Sebab, keluhan terbesar UMKM saat ini adalah anjloknya daya beli masyarakat hingga titik nadir. Bila daya beli tidak ada, apa gunanya kucuran kredit bagi UMKM dan pedagang kecil?” Begitu tegas Mel Sofyan, lagi.

Dikatakan pria yang juga dikenal sebagai pengusaha dan pemerhati UMKM,  pemerintah seharusnya tidak sekadar menambah utang bagi pelaku usaha, melainkan meningkatkan daya beli masyarakat miskin dan kelas bawah melalui bantuan langsung tunai (BLT) yang masif, terukur dan tepat sasaran.

“Pemerintah jangan pelit pada rakyatnya. Segera kucurkan dana segar langsung kepada masyarakat menengah bawah untuk meningkatkan konsumsi dan mendongkrak daya beli. Jika daya beli naik, UMKM pun akan bangkit kembali,” ungkapnya.

Tak lupa Mel Sofyan juga menyoroti beban berat UMKM yang sudah terlilit utang bank, sementara pasar masih sepi. Dalam kondisi itu, kredit baru justru memperparah keadaan.
“Sekarang ini banyak UMKM berutang hanya untuk membayar utang lama. Itu ibarat gali lubang tutup lubang, yang akhirnya melahirkan kredit macet,” paparnya.

Karena itulah, Mel Sofyan ingin mendorong Pemerintah memberi keringanan nyata kepada pengusaha UMKM berupa penundaan pembayaran bunga dan cicilan bank selama 2–3 tahun ke depan, agar mereka bisa bertahan, menata usaha dan bisa bangkit kembali.

Dalam pandangannya jika Pemerintah tetap menyalurkan dana melalui perbankan, skemanya harus benar-benar meringankan.
“Beri bunga murah, bahkan kalau perlu bunga nol persen. Jangan biarkan UMKM memaksakan diri berutang dengan bunga tinggi di tengah pasar yang mati suri , itu hanya akan menambah masalah,” tutur dia, mengingatkan.

Sebagai penutup pernyataannya, Mel Sofyan menekankan bahwa inti persoalan UMKM bukanlah akses kredit, melainkan daya beli masyarakat yang terjun bebas.
“Nah, kalau daya beli masyarakat sudah pulih, barulah kredit perbankan untuk UMKM terasa manfaatnya. Saat itu pemerintah baru bisa disebut benar-benar berpihak kepada rakyat kecil,” pungkasnya. © RED/RAMADHAN ALDIANSYAH

Related posts

Human Initiative Kolaborasi dengan Citi Foundation Kick Off Program DREAM Peduli Pemberdayaan Pengungsi

Redaksi Posmetronews

Urgensi Penataan dan Pembinaan SDM Komponen Pendukung Pertahanan untuk Kedaulatan Negara

Redaksi Posmetronews

PNM Mekaarpreneur Ingin Membuka Jalan Pengusaha Ultra Mikro Menuju Pasar Lebih Luas

Redaksi Posmetronews

Leave a Comment