POSMETRONEWS.COM – Kuat dugaan bahwa praktik mafia tanah kembali mencuat di Surabaya. Bahkan, kali ini menyasar tanah tambak milik almarhum Tomo Kalam yang berada di kawasan Asem Rowo. Malah menjadi sasaran penguasaan ilegal oleh sindikat tanah.
Seperti diungkap kuasa hukum ahli waris Tomo Kalam bahwa dua sertifikat hak milik, yakni Nomor 1687 dan 1688 atas nama Tjanang Sutjahjono dan Trionowati, diterbitkan oleh Badan Pertanahan Kota Surabaya I pada 27 April 2001.
Terkait kedua sertifikat ini diduga kuat sebagai “sertifikat asli tapi palsu” (Aspal), karena berdasarkan surat pernyataan resmi, baik Tjanang maupun Trionowati menyatakan tidak pernah memiliki atau menguasai tanah tersebut.
“Padahal ini bukan kesalahan administrasi biasa. Kami menduga kuat ada keterlibatan sindikat mafia tanah yang ingin mengambil alih lahan almarhum Tomo Kalam secara melawan hukum,” terang kuasa hukum.
Sedangkan tanah seluas hampir 90.000 meter persegi itu kini berada di dalam kawasan pergudangan milik PT. Suri Mulia Permai, yang bahkan telah memasang plang kepemilikan di atas lahan tersebut. Pihak keluarga ahli waris menilai tindakan tersebut sebagai bentuk penguasaan ilegal dan intimidatif.
Namun yang lebih mencurigakan, sertifikat bermasalah itu kini berada di tangan seseorang berinisial TG, yang disebut-sebut sebagai bagian dari jaringan mafia tanah di Kota Surabaya.
Untuk perkaranya kini tengah diproses di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dengan Nomor Perkara 48/G/2025/PTUN.SBY. Kasus ini juga dalam pengawasan Lembaga Satuan Komando Sapu Bersih Korupsi (SABER KORUPSI) yang dikomandoi oleh Hisam Kaimudin.
Sedangkan Plpihak ahli waris mendesak agar penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan membongkar jaringan mafia tanah yang merugikan masyarakat dan merusak tatanan hukum pertanahan. © RED/HISKA SAKOR