OLEH : BENZ JONO HARTONO
DI ERA digital saat ini, internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita menggunakan media sosial, aplikasi pesan instan, game online, hingga platform belajar daring.
Namun, dibalik manfaat internet yang sangat besar itu, justru ada ancaman serius yang sering luput dari perhatian.
Apa dan siapa mereka itu? Jawabannya, yakni : Predator Online.
SIAPA ITU PREDATOR ONLINE?
Predator Online adalah individu atau kelompok yang memanfaatkan dunia maya untuk mencari, mendekati, dan mengeksploitasi orang lain, khususnya anak-anak dan remaja.
Mereka bisa bersembunyi di balik identitas palsu, menggunakan foto profil menarik, berpura-pura ramah, bahkan mengaku sebaya dengan korbannya.
Sedangkan tujuannya bisa bermacam-macam. Mulai dari pelecehan seksual, pemerasan (sextortion), perdagangan manusia hingga penipuan.
MODUS OPERANDI PREDATOR ONLINE
- Grooming – Mereka perlahan membangun hubungan kepercayaan dengan korban, seolah-olah menjadi teman curhat.
- Manipulasi Emosi – Predator sering memuji, memberikan perhatian lebih, atau berpura-pura peduli agar korban merasa nyaman.
- Eksploitasi – Setelah korban percaya, predator mulai meminta foto/video pribadi, mengajak bertemu langsung, atau bahkan mengancam menyebarkan rahasia korban.
- Tekanan & Pemerasan – Jika korban sudah terjerat, predator menggunakan ancaman untuk terus mengendalikan mereka.

MENGAPA PREDATOR ONLINE BERBAHAYA SULIT DIKENALI?
Mereka pandai menyamar dan memanipulasi identitas.
Korban rentan: Anak-anak dan remaja cenderung percaya, polos, dan belum punya kontrol diri yang kuat.
Trauma mendalam, korban bisa mengalami depresi, rasa bersalah, hingga kehilangan kepercayaan diri.
Konsekuensi hukum, banyak kasus Predator Online berujung pada kekerasan seksual, perdagangan manusia hingga kematian korban.
BAGAIMANA CARA MELINDUNGI DIRI & KELUARGA?
- Edukasi Digital – Orangtua harus memberi pemahaman pada anak tentang bahaya berbagi informasi pribadi secara sembarangan.
- Pengawasan Bijak – Gunakan fitur parental control, awasi aktivitas online anak tanpa mengganggu privasinya secara ekstrem.
- Jaga Informasi Pribadi – Jangan sembarangan membagikan alamat, nomor telepon atau foto pribadi di media sosial.
- Waspada dengan Orang Asing – Ingat bahwa tidak semua teman online adalah teman sungguhan.
- Laporkan Segera – Jika menemukan indikasi Predator Online, segera laporkan ke pihak berwenang atau lembaga perlindungan anak.
Predator Online adalah ancaman nyata yang tidak boleh diremehkan. Mereka bergerak secara halus, memanfaatkan celah kepercayaan dan kerentanan psikologis korbannya. Karena itu, setiap orang—baik anak, remaja, maupun orang dewasa—harus meningkatkan kewaspadaan.
Dunia maya memang membuka peluang tanpa batas, tetapi juga penuh jebakan. Kunci utamanya adalah kesadaran, kewaspadaan, dan keberanian untuk melawan ancaman digital ini. (***/g)
(PENULIS : BENZ JONO HARTONO adalah Praktisi Media Massa, kini tinggal di Jakarta)